Friday, May 2, 2014

HACKER ATAU CRACKER / CRACKER ATAU HACKER

Standard
Hacker atau Cracker / Cracker atau Hacker


Disini saya akan menjelaskan perbedaan hacker dan cracker yuk kita simak dulu. Meskipun jumlah pengguna internet di Indonesia sangat banyak, yaitu sekitar 45 juta pengguna berdasarkan data dari depkominfo, tetapi masyarakat Indonesia belum sepenuhnya bisa membedakan apa itu hacker dan apa itu craker, di benak masyarakat umum yang berkembang saat ini, seolah-olah antara hacker dan cracker tidak ada bedanya. Mereka menganggap, keduanya adalah sama-sama perusak segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi. 

Eric S. Raymond dalam tulisannya How To Become a Hacker mengatakan bahwa pekerjaan seorang hacker adalah menyelesaikan masalah dan membangun sesuatu yang semuanya di kerjakan secara sukarela. Bahkan lebih lanjut Eric mengatakan bahwa seorang hacker menggapai reputasinya hanya jika bisa menyelesaikan persoalan-persoalan menarik yang bukan hanya ada di dalam dunia software komputer, tetapi persoalan-persoalan dan masalah lainnya di luar bidang software komputer, seperti dunia elektronik dan musik. 

Gaya hidup seorang hacker biasanya tidak terlepas dari beberapa hal seperti berikut: 
1. Membuat software open source 
2. Membantu menguji atau mendebug program open source yang baru dibuat 
3. Menerbitkan atau menyampaikan informasi yang bermanfaat terutama dalam bidang security 
4. Membantu terus berjalannya infra struktur yang telah dibangun dengan bersusah payah
5. Serta tidak ketinggalan terus menerus mengabdi pada kebudayaan hacker (seperti menulis tutorial gratis yang di sebarkan lewat blog).

Terus bagaimana dengan cracker? Menurut Eric S. Raymond perbedaan antara hacker dan cracker adalah hacker : membangun. Sedangkan cracker : membongkar (bahkan cenderung merusak). Kebanyakan para cracker di dominasi oleh kelompok-kelompok anak remaja yang sangat gila popularitas terutama di dunia maya, mereka merasa puas dengan melakukan aksi-aksi merusak infrastruktur yang telah dibangun dengan susah payah, tanpa berpikir bahwa aksi yang mereka lakukan sangat merugikan orang lain. Mereka juga tidak berpikir bagaimana caranya membangun sebuah infrastruktur komunikasi, perpustakaan digital misalnya yang didalam proses pembuatannya memerlukan proses yang panjang. Yang mereka pikirkan hanyalah kepuasaan berhasil merusak dan popularitas belaka, padahal dengan berlakunya UU cyber mereka akan menyisihkan 6 tahun sisa hidup mereka di balik jeruji besi.

Gaya hidup hacker cenderung positif dan membangun, maka gaya hidup seorang cracker tidak terlepas dari yang namanya attacking (serangan), berikut beberapa jenis attacking yang sering dilakukan cracker : IP Spoofing (pemalsuan alamat IP), FTP Attack (biasanya Denial Of Service), Unix Finger Exploits (memanfaatkan sharing informasi), mungkin anda bingung dan merasa asing dengan istilah-istilah tersebut, namun yang pasti system administrator dari sebuah jaringan komputer banyak yang geram dengan berbagai aksi-aksi attacking tersebut, mengingat jerih payah dan kerja keras mereka dirusak dalam sekejap mata oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 

Kesimpulan yang dapat diambil

Jadi sangatlah jelas menyamaratakan istilah hacker dan cracker sama seperti menyamaratakan istilah gula dan garam di dalam masakan, sama-sama penyedap dalam masakan tapi memiliki fungsi yang berbeda. Harus diakui Indonesia dan kita khususnya membutuhkan hacker-hacker yang mumpuni, yang bisa memberikan dan menularkan ilmu pengetahuan kepada kita secara gratis, namun juga perlu diakui para hacker juga membutuhkan cracker-cracker yang terus bergentayangan di dunia maya untuk mengevaluasi sekaligus menguji kemampuannya sebagai seorang hacker sejati. Nah biasanyakan kita menyebutkan kalo hacker itu penjahat dalam bidang teknologi, semoga dalam tulisan ini kalian para pembaca bisa membedakan antara hacker dan cracker dan bisa membedakan mana yang jahat (perusak) antara hacker dan cracker. 

0 komentar:

Post a Comment