Khususnya untuk para pembisnis e-commerce nih, Disini saya akan memberikan informasi tentang e-commerce di Indonesia. Indonesia sempat masuk dalam daftar negara dengan potensi pertumbuhan industri e-commerce yang cerah, namun hal itu tidak membuat perjalanan industri e-commerce Indonesia berjalan mulus. Bahkan sempat pula dikatakan masih banyak pelaku industri yang merugi. Dinamika tersebut tentu ada sebabnya. Situs Quartz membeberkan empat tantangan yang mungkin harus dihadapi oleh industri e-commerce Indonesia, yuk kita simak.
1. Banyaknya pengguna Internet yang tak sejalan dengan tingkat penjualan e-commerce
Kitakan tau nih Indonesia yang dikenal sebagai negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia diketahui memiliki jumlah pengakses internet yang juga cukup banyak. Namun tak disangka hal tersebut rupanya tak berdampak cukup baik terhadap tingkat penjualan e-commerce di Indonesia. Menurut situs Quartz, Indonesia berada di posisi paling akhir dari lima negara di Asia perihal peringkat penjualan e-commerce
Waw, cina sama japan banyak ya pengguna jasa e-commercenya. Walau begitu, diproyeksikan pertumbuhan nilai penjualan e-commerce Indonesia ditargetkan akan bertumbuh dua kali lipat pada tahun-tahun mendatang, yang diikuti pula dengan pertumbuhan mobile commerce di Indonesia yang diprediksi akan ikut mendongkrak pertumbuhan ini.
2. Akses belanja online di Indonesia masih didominasi oleh kalangan profesional
Diketahui, saat ini mayoritas trafik tertinggi dalam aktivitas belanja online berkisar di dalam waktu “jam-jam kantor”. Dikatakan oleh Rio Inaba CEO Rakuten Indonesia yang dimuat dalam pemberitaan Quartz, trafik pembelanjaan online akan meningkat lagi di waktu sore hari atau setelah para pekerja selesai istirahat makan siang. Hal ini menurutnya dikarenakan para pembelanja lebih merasa mudah mengakses situs-situs e-commerce di kantornya ketimbang mengaksesnya di rumah. Masalah ini berkaitan dengan masih lambatnya koneksi jaringan internet di rumah. Nah itutuh masalahnya koneksi jaringan dirumah masih lemot.
Untuk isu seperti ini untungnya Indonesia saat ini tengah berbenah diri seperti contohnya dengan menyiapkan koneksi jaringan internet berkecepatan 10Gbps di tahun 2015 mendatang.
3. Konsumen Indonesia masih menyukai belanja online lewat cara “konvensional”
Walau sudah serba online, nyatanya konsumen Indonesia saat ini masih jauh lebih menikmati belanja online dengan cara lama seperti lewat grup di BlackBerry Messenger (BBM), classified marketplace, forum, hingga layanan jejaring sosial seperti Facebook dan lain-lain. Semua layanan ini merupakan sistem belanja online yang bisa mempertemukan antara penjual dan pembeli (C2C). iya juga kenapa orang Indonesia lebih baik belanja lewat konvensiona, karena banyak sekali pembisnis e-commerce yang palsu alias penipu nah kalo mau aman belanja online bisa diliat post saya sebelumnya koo.
4. Masih terbatasnya layanan pembayaran dan keperluan logistic
Tantangan ini bisa membuktikan bahwa e-commerce bisa menjadi solusi terbaik bagi konsumen Indonesia di tengah-tengah buruknya infrastruktur transportasi. Isu kemacetan dan buruknya sarana transportasi masal ke pusat-pusat perbelanjaan tentu membuat konsumen harus berupaya tinggi untuk dapat berbelanja. Dengan e-commerce masalah tersebut tentu bisa teratasi.
Kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis
Kita sebagai pembisnis e-commerce bila ingin sukses dalam bidang penjualan online. Harus bisa menghadapi empat tantangan dalam bisnis e-commerce.
1. Banyaknya pengguna Internet yang tak sejalan dengan tingkat penjualan e-commerce
2. Akses belanja online di Indonesia masih didominasi oleh kalangan profesional
3. Konsumen Indonesia masih menyukai belanja online lewat cara “konvensional
4. Masih terbatasnya layanan pembayaran dan keperluan logistic
Bila kita bisa melewati empat tantangan ini insya allah kita bisa menjadi pembisnis online yang sukses.
0 komentar:
Post a Comment