Teori Organisasi Umum 2 #
Pertemuan 5&6
Pertemuan 5&6
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
A. Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau
keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia sehingga mendapatkan keputusan bersama
Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli
- Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternative.
- Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan.
- Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah.
keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia sehingga mendapatkan keputusan bersama
Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli
- Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternative.
- Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan.
- Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah.
B. Dasar-dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu:
1. Intuisi
2. Pengalaman
3. Fakta
4. Wewenang
5. Logika/Rasional
C. Jenis-jenis Keputusan Organisasi
Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan. yaitu:
1. Keputusan Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
2. Keputusan tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Contoh:
Dalam suatu perusahaan jika kita mendapatkan suatu masalah maka, kita dalam mengambil sebuah keputusan untuk menyelesaikannya kita tidak boleh terburu-buru karena dapat menyebabkan kita mengambil atau memilih keputusan yang salah dan bahkan dapat membuat masalah semakin sulit.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain.
4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan.
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik.
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik.
8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul.
9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain.
4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan.
5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik.
6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik.
8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul.
9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
E. Implikasi Manajerial
Jenis metode pengambilan keputusan dan membuat salah satu contoh kasus perhitunganya. Yaitu:
1. Return On Asset(ROA)
Merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total asset dalam suatu periode.
2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri.
3. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio(LDR) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlah dana.
4. BOPO
BOPO termasuk rasio rentabilitas(earnings). Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatifterhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Kuncoro dan Suhardjono, 2002).
Saya mengambil contoh perhitungan Return On Asset(ROA) dan Capital Adequacy Ratio (CAR)
Contoh ROA
1. Diambil dari data laporan keuangan Bank Indonesia bulan Maret 2011 (dalam ribuan rupiah).
Total liabilities: 317.588.475
Total equity: 12.313.123.543
Jawaban:
Untuk menghitung Roa, perlu disetahunkan terlebih dahulu dengan dikalikan 4.
Net Income : 1.270.353.900
ROA = 1.270.353.900 x 100% = 12.70%
Contoh CAR
2. PT Bank Suka Duka Bengkulu, mempunya total modal sebanyak 1.604.312. Mempunyai neraca saldo per 31 Januari 2014 (dalam jutaan rupiah). Kewajiban yang segera dibayar lainnya 122.240, Pinjaman yang diterima 1.230.000, Setoran jaminan 22.000, Segera dapat dibayar 2.976.500, Lainnya 2.176.500 Rupa-rupa 150.000. Bandingkanlah modal dengan aktiva beresiko
Jawaban:
RUMUS CAR = (total Modal) / (Aktiva) x 100%
Catatan = CAR minimal 8% dikatakan bank sehat
CAR = (1.604.312) / (122.240 + 1.230.000 + 22.000 + 2.176.500 + 2.976.500 + 150.000) x 100%
CAR = (1.604.312) / (6.677.240) x 100%
CAR = 24,02%
Sumber:
0 komentar:
Post a Comment